Selasa, 15 Maret 2011

Dimanakah Rencana Tata Ruang Itu Berada ?

Pembangunan dalam masa orde baru lebih mengutamakan kearah pertumbuhan ekonomi yang tidak berlandaskan pada prinsip keadilan dan kesejahteraan rakyat, kekayaan alam indonesia dikeruk habis-habisan demi keuntungan kelompok-kelompok tertentu saja. selain menyesengsarakan rakyat kecil, alam dan lingkungan juga menjadi rusak.

hutan alam hanya dipandang sebagai sumber kayu saja, padahal didalam hutan banyak sekali kekayaan lain yang juga harus dipelihara dan dijaga, kekayaan dilaut dianggap hanya ikan saja, dan dianggap boleh ditangkap seenaknya, dari pada dijadikan sawah dan ladang yang dapat menghidupi banyak orang, tanah lebih baik di tambang atau dijadikan kawasan industri HTI atau perkebunan kelapa sawit.

lebih buruk lagi, rakyat tidak pernah dimintai pendapatnya dan dilibatkan dalam mengambil kebijakan, kalau perlu rakyat digusur, diancam atau hanya diberi ganti rugi yang serendah mungkin, petani kehilangan tanah untuk kehidupan mereka, buruh tani kehilangan lapangan pekerjaan, nelayan kehabisan lahan tangkapnya karena ikan sudah lari kekanal-kanal perusahaan.

pembangunan atas nama kepentingan umum, seperti: jalan, bendungan dan kawasan transmigrasi, dilakukan dengan cara paksa, merampas hak rakyat. tapi disisi lainnya ada orang-orang yang menguasai tanah begitu luas, sampai ribuan hektar, ketimpangan inilah yang menghasilkan ketidakadilan, menyebabkan kemiskinan dimana-mana pada rakyat kecil.

penebangan hutan dilakukan tanpa memperhatikan kelestarian dan keseimbangan alam, hutan terus di eksploitasi, sementara penghijauan hanya omong kosong belaka, dilaut, pukat harimau yang sudah dilarang tetap berjaya, bom dan racun ikan juga terus dipakai dimana-mana, hutan bakau yang sangat penting untuk menjaga pantai dan karang dibabat dengan rakusnya. rakyat tak punya lagi kepastian akan masa depannya, tak ada lagi hubungan yang harmonis antara rakyat dengan tanah dan kekayaan alamnya, bahkan banyak aturan adat rakyat menjadi punah, mengakibatkan bencana timbul dimana, yang merasakan pedihnya bencana selalu rakyat kecil.

pembangunan perkotaan dan kawasan industri berjalan dengan cepat dan pesat tanpa diimbangi dengan konsep yang lestari, akibatnya pencemaran terus meningkat, limbah industri dan perumahan dibuang kesungai dan kelaut, air sungai dan laut banyak yang sudah tercemar, ikan-ikan pun banyak yang mati, pada musim kemarau sungai dan danau menjadi kering, saat musim hujan banjir melanda dimana-mana.

akibat kebijakan pembangunan pemerintah yang seperti ini, menyebabkan rakyat kecil yang paling dirugikan, sebagian besarnya adalah nelayan tradisional, petani, masyarakat adat, dan orang-orang miskin. maka tak heran dari 220 juta penduduk indonesia, 40 juta lebih hidup dalam keadaan miskin. kehidupan politik juga tak pernah lepas dari pergolakan, politik adalah pertarungan kelompok-kelompok besar yang tak pernah menyentuh kepentingan rakyat kecil.

kebijakan atas tanah dan pengelolaan kekayaan alam tidak bernafaskan pada keadilan sosial, hukum tidak pernah ditegakkan dengan sempurna, hukum hanya untuk rakyat kecil saja, sedangkan pejabat, aparat, penguasa dan orang-orang kaya jarang sekali tersentuh hukum jika melakukan kesalahan. mari bersama kita benahi birokrasi dan tegakkan hukum diindonesia tercinta ini.

Penyelesaian Dokumen Rencana Tata Ruang Di Indonesia jauh dari harapan

CITIZEN JOURNALISM


undang-undang No. 26 mengenai penataan ruang telah resmi disahkan sejak tahun 2007. namun sampai saat ini (3 tahun berselang), hanya sedikit pemerintahan daerah yang telah selesai merevisi rencana tata ruang penyesuaian terhadap UU Np. 26 tersebut. terhitung 7 provinsi, 15 kabupaten, dan 4 kota di seluruh Indonesia yg telah menyelesaikan revisi RTRW (rencana tata ruang wilayah) berdasarkan UU no. 26 tahun 2007 tersebut.
== DAMPAK= =
RTRW merupakan kebijakan makro penetaan ruang yang nantinya akan dijabarkan pada rencana tata ruang yang lebih rinci. contoh nya RTRW Provinsi nantinya akan dijadikan acuan untuk penyusuan RTRW Kab/Kota. dari 32 provinsi, hanya 7 provinsi saja yang telah selesai memPERDAkan RTRW. dengan demikian proses revisi RTRW Kab/Kota di provinsi yg belum memPERDAkan ikut terhambat. dalam portal PU dirjen penataan ruang, pihak nya telah mendorong seluruh pemerintah daerah untuk segera menyelesaikan RTRW tersebut.
dampak lainnya adalah penataan kota yang semakin kacau karena pemerintah daerah dan seluruh stake holder (swasta dan masyarakat) masih mengacu RTRW yang lama. dengan demikian UU penataan ruang tersebut tidak lah begitu bermanfaat.
==PERMASALAHAN BARU==
ternyata terdapat permasalah lain dalam penyusunan dokumen tata ruang. diantaranya adalah tingkat ketelitian peta. ketelitian peta dalam dkumen tata ruang masih mengacu pada kebijakan lama. sedangkan kebijakan baru mengenai tingkat ketelitian peta masih proses penggodokan. cukup ironis bukan. dilain sisi menggenjot penyelesaian, disisi lain instrumen penyusunan masih bermasalah

semoga saja, penyusunan dokumen penataan ruang segera terselesaikan. agar tidak ada lagi kesemrawutan dalan pengembangan kota


hal yang penting dalam UU no.26 tentang penataan ruang, masyarakat dapat memberikan masukan untu  dokumen rencana tata ruang tersebut. dan yang paling mengesankan, semua pelaku penyusunan (baik pemerintah daerah & Konsultan) dapat dipidanakan jika terbukti dalam proses penyusunan, dan pelaksanaannya tidak sesuai dengan kaedah hukum yg berlaku.

 == HASIL DISKUSI ==
 sampai kapan penyusunan tersebut selesai, hutan keburu gundul, sawah pertanian keburu jadi perumahan, dan ruang terbuka keburu jadi tempat nongkrong PK5. 
Yang membuat lamban-nya penyusunan tata ruang, justru berada di tidak sinergisnya antar lembaga negara. Seperti BAKOSURTANAL, BPN, BPS, Dep. Kehutanan, Dep PU, dsb

Masing-masing lembaga masih berkutat dengan ego-nya masing-masing tanpa mau kompromi dengan lembaga lain.

Contohnya, batas-batas administrasi saat ini. Beda lembaga, pasti beda  peta yg mereka miliki, dan anehnya masing-masing mengklaim kalau itu adalah peta yang benar dan akurat.

Peta RBI saat ini pun, sepengetahuan masih keluaran tahun 70/80-an. Penentuan batas administrasi saja masih digunakan tarik garis di peta, belum ada penataan batas yang terbaru. Begitu juga dengan kawasan hutan, penetapannya masih dilakukan sepihak oleh departemen kehutanan.
 sumber: http://www.kaskus.us/showthread.php?t=7431179

Senin, 14 Maret 2011

PENGOLAHAN DRAENASE STUDI KASUS SUNGAI PAGESANGAN INDAH MATARAM


BAB I
PENDAHULUAN


1.1.         Latar Belakang
Perencanaan pembangunan adalah suatu proses yang berkesinambungan sejak dari tahap survey sampai dengan tahap pengamatan, karena memerlukan peninjauan ulang atau pengkajian agar mencapai hasil yang diharapkan untuk masa yang akan datang. Hal ini merupakan salah satu upaya pemerintah untuk memajukan tingkat kesejahteraan masyarakat Indonesia. Pelaksanaan program pembangunan nasional itu sendiri dilakukan dalam tahap lima tahun (repelita), yang oleh pemerintah dijadikan sebagai bahan acuan perencanaan dari berbagai sektor unggulan dalam kehidupan masyarakat yang intinya meliputi sektor ekonomi, sosial dan buadaya. Sedangkan tingkat perkembangan dan pertumbuhan tergantung pada potensi yang ada baik itu potensi penduduk, alam, sosial dan ekonomi yang didukung oleh aspirasi  dan partisipasi masyarakat.
Dengan adanya keterkaitan antara potensi dan keadaan alam yang dimiliki suatu daerah tersebut maka akan tumbuh interaksi yang saling mendukung antara komponen itu sendiri dan untuk mencapai perubahan dan hasil yang maksimal, di setiap daerah harus memanfaatkan potensi sumber daya alamnya ,maupun potensi sumber daya manusia yang ada.
Perbedaan tingkat pertumbuhan dan perkembangan suatu daerah akan selalu dipengaruhi oleh kemampuannya dalam mengolah sumber daya alam tersebut, apabila didaerah tersebut memiliki kondisi alam dengan potensi yang tinggi dan pengolahan yang baik maka otomatis daerah tersebut akan mampu menciptakan interaksi yang bersifat mutualisme sahingga akan cenderung memiliki angka pertumbuhan yang tinggi pula, dan apabila daerah tersebut memiliki suatu potensi yang khusus yang tidak dimiliki oleh daerah yang lain maka daerah tersebut akan semakin tinggi dalam hal tingkat pertumbuhan dan perkembangannya.
Oleh karena itu sangat diperlukan identifikasi suatu wilayah untuk mengetahui tingkat perkembangan dan pertumbuhan suatu wilayah dimasa yang akan datang, yang pada akhirnya pembangunan yang ditujukan untuk memenuhi segala macam bentuk kebutuhan baik itu sarana  dan prasarana serta fasilitas penunjang yang dapat dipenuhi sehingga pembangunan mempunyai arah yang sangat besar bagi peningkatan kehidupan masyarakat disuatu daerah.
Dari beberapa uraian diatas dapat diketahui betapa pentingnya pelaksanaan perencanaan pembangunan baik dimasa sekarang dan masa yang akan datang ,sehingga dari sini kami mencoba menguraikan tentang identifikasi dan permasalahannya didaerah   sungai pagesangan secara singkat dan sistematik , dalam bentuk sebuah laporan agar dapat menjadi acuan dalam perencanaan ke depan .Melalui laporan ini juga kami melakukan suatu analisa dari berbagai permasalahan tersebut sehingga dapat ditemukan berbagai pertimpangan-pertimpangan dari perancanaan pembangunan yang telah dilakukan sebelumnya yang dapat diperoleh arahan-arahan dan rencana serta kesimpulan dalam proses perencanaan yang dalam hal ini untuk lima tahun ke depan.
Dilihat dari keberadaannya sungai pagesangan memiliki peran yang sangat penting baik sebagai penampung debit air dari beberapa limbah masyarakat juga sebagai tempat mencari nafkah bagi masyarakat yang tinggal di sekitar wilayah tersebut.
Pada akhirnya pembangunan tanggul untuk menekan lajunya jumlah debit air dapat terlaksana dengan baik dan dapat berguna bagi masyarakat disekitar. Sehingga pembangunan tanggul disungai pagesangan dapat memberi arti yang sangat besar bagi kelangsungan peningkatan kehidupan masyarakat seluruhnya.

1.2.         Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang  yang telah diuraikan didepan dan keadaan yang ada di sungai pagesangan  , maka ada beberapa permasalahan yang dapat di angkat dari berbagai aspek baik itu aspek fisik, ekonomi, sosial dan budaya masyarakat. Salah satu dari aspek tersebut akan sangat mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan suatu wilayah. Adapun permasalahan yang dapat di angkat di sungai pagesangan adalah sebagai berikut:
1.     Bagaimana mengatasi berbagai permasalan fisik, ekonomi, dan sosial agar perencanaan tanggul di sungai pagesangan dapat berjalan sesuai dengan yang di rencanakan.
2.     Perlu adanya pengelolaan ruang atau lahan di sungai pagesangan sehingga penataan penggunaan lahan tersebut akan memenuhi kebutuhan ruang seefisien mungkin.
3.     Perlu adanya arahan dan rencana yang matang dalam pelaksanaan pembangunan agar terlaksana dengan baik dan memenuhi segala kebutuhan masyarakat.



1.3 Tujuan dan Sasaran

1.3.1         Tujuan
Tujuan pertama dari prasarana wilayah dan kota  ini adalah untuk mengidentifikasikan potensi di sungai pagesangan dengan segala permasalahannya dengan jalan mengidentifikasikan dan memanfaatkan segala potensi yang ada dengan sebaik-baiknya melalui pemanfaatan sumbar daya alam dan sumber daya manusia, serta memberikan arahan terhadap pengembangan pembangunan agar meningkatkan fungsi dan peranannya dalam skala wilayah yang lebih luas.

1.5.2    Sasaran
Sasaran yang ingin dacapai dari prasarana wilayah dan kota ini yaitu perencanaan tanggul di sungai pagesangan adalah:
1.     Mengidentifikasi kondisi sungai pagesangan dalam hal rencana pembangunan tanggul.
2.     Pemberdayaan potensi-potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia yang mendukung dan memenuhi kebutuhan masyarakat sekitar sungai pagesangan.







1.4  Lingkup pembahasan

1.4.1  Lingkup Materi
1.     Pembahasan utama difokuskan pada sungai pagesangan dengan segala permasalahaan yang sering terjadi.
2.     Pengarahan pengembangan analisa yang terdiri dari aspek fisik, sosial, aksesbilitas yang di titik beratkan pada potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia.
3.     Menjelaskan baik secara local maupun regional wilayah sungai pagesangan yang berupa data-data dan informasi untuk memenuhi kebutuhan yang mendukung.

1.4.2 Lingkup Wilayah
Lingkup wilayah pembahasan prasarana wilayah dan kota ini adalah sungai pagesangan  yang terletak disepanjang jalan propinsi, serta termasuk lingkup wilayah yang sangat strategis.
1.4.2.1 Lingkup Regional
Dalam hal ini adalah sungai pagesangan yang terletak disepanjang universitas muhammadiyah, menghubungkan antara pagesangan dengan jempong.

1.4.2.2 Lingkup Lokal
Adalah wilayah sungai pagesangan dengan panjang 100 meter Yangpengambilan sampel terdiri dari kampus FKIP sampai jembatan sungai pagesangan. Adapun batas-batas administrasi adalah sebagai berikut :

-         Utara          :  pasar pagesangan 
-                                                               Selatan     : kampus universitas muhammadiyah     mataram
-         Barat          :  BTN pepabri
-         Timur                   :  BTN pagesangan timur

1.5  Metodeologi
Dalam menelaah dan menganalisa data yang tersedia digunakan sebagai macam metode. Metodelogi yang paling utama dalam menganalisa kelayakan lahan adalah metode superimpose dengan didukung secara langsung dan intensif untuk mendukung kelengkapan atau kevalidan informasi atau data.
1.5.1    Metode Survey
Untuk memperoleh berbagai keterangan dan gambaran serta data-data tentang keberadaan sungai pagesangan secara akurat dan sistematis, dilakukan dengan dua macam metode survey :
1.     Survey Lapangan/Primer à Metode survey lapangan terutama digunakan untuk wilayah local yang bertujuan untuk meneliti dan menganalisa sekaligus melakukan pengecekan mengenai kondisi sebenarnya di sungai pagesangan.
2.     Survey Instansi/Sekunder à Metode survey instansi ini merupakan cara untuk memperoleh data-data yang diperlukan atau yang digunakan untuk bahan acuan yang berhubungan dengan pengembangan potensi wilayah di sungai pagesangan



BAB II
KEBIJAKAN DAN GAMBARAN UMUM
DI SEPANJANG SUNGAI PAGESANGAN
         

2.1      Kebijaksanaan umum

Arahan pengembangan dalam pelita VII perlu lebih di perluas agar semakin nyata sehingga berbagai taraf hidup dan kesejahtraan masyarakat demi semakin nyatanya perwujudan pemerataan yang semakin luas dan keadilan bagi seluruh rakyat di sekitar sungai pagesangan Desa Senteluk. Arahan pengembangan dan kebijakan untuk mewujudkan pelita VII tetap bertumpu pada dasar isi Trilogi pembangunan dan diterapkan melalui delapan jalur pemerataan.

2.1.1    Kebijakan pembangunan tanggul di sungai pagesangan
Sungai pagesangan, dalam usaha pembangunan tanggul di sungai pagesangan mempunyai satuan wilayah pengembangan. Masing-masing satuan wilayah pengembangan mempunyai satu pusat pelayanan dan satu pusat wilayah yang mempunyai hirrarki yang tertinggi pada setiap satuan wilayah yang telah di tetapkan melalui kebijaksanaan daerah yang bersangkutan. Dengan demikian sungai pagesangan merupakan suatu wilayah penunjang bagi wilayah yang ada disekitarnya dan dengan adanya saling keterkaitan wilayah tersebut, dapat memperkuat adanya interaksi antar wilayah dan saling menguntungkan. Oleh sebab itu maka sangat diperlukan usaha untuk mengetahui fungsi dan peranan masing-masing wilayah sehingga arahan pengembangan pada wilayah perencanaan dapat dilaksanaan secara hemat, dan professional.



2.2      Kondisi Umum Sungai Pagesangan

Sungai pagesangan merupakan salah satu sungai yang ada di wilayah pagesangan timur dengan letak dibagian utara Universitas Muhammadiyah Mataram. Sungai pagesangan merupakan bagian dari pusat pembuangan limbah rumah tangga yang relatif tinggi dari berbagai aktifitas masyarakat setempat yang limbah rumah tangga mengalir ke sungai pagesangan tersebut.

            
             
Gambar 1:
Kondisi umum sungai pagesangan


2.2.1Aspek Fisik
Dilihat dari letaknnya maka batas-batas wilayah yang dimiliki oleh sungai pagesangan adalah sebagai berikut :
1.     Bagian barat    : BTN pepabri
2.     Bagian utara    : pasar pagesangan
3.     Bagian selatan           : kampus universitas muhammadiyah mataram
4.     Bagian timur   : BTN pagesangan timur



2.2.2Pola Penggunaan Lahan
Pola penggunaan lahan di sekitar sungai pagesangan didominasi untuk tanah pelayanan jasa. Berikut Keterangan lebih lanjut.
No.
PERUNTUKAN LAHAN
LUAS (Ha)
1.
2.
3.
4.
.
Pelayanan jasa
Tanah persawahan
Permukiman
Lainnya
123,00
25,00
15,00
9,00

Sumber : survey lokasi

2.2.3Aspek Sosial dan Kependudukan
Aspek sosial dan kependudukan di sekitar sungai pagesangan merupakan kawasan kumuh..



2.2.4Aspek Fasilitas
Fasilitas merupakan alat yang paling banyak  digunakan  manusia untuk memperlancar proses ataupun kegiatan pembangunan. Fasilitas yang memadai merupakan factor yang memadai dan terpenting untuk peningkatan hasil semua jenis yaitu kegiatan yang ada di sekitar sungai pagesangan

2.2.5.1. Fasilitas Pendidikan
Fasilitas pendidikan yang merupakan fasilitas yang terpenting guna meningkatkan sumber daya manusia. Untuk fasilitas pendidikan di sekitar sungai pagesangan terdiri dari perguruan tinggi.

2.2.5.2. fasilitas perdagangan
Fasilitas perdagangan merupakan fasilitas pendukung utama dalam melancarkan roda perekonomian di sungai pagesangan. Untuk fasilitas perdagangan dilihat bahwa pasar  terletak di sebelah utara sungai pagesangan. Selain pasar masih banyak tersebar warung, kios dan took-toko.

2.2.5.3. Fasilitas jasa
Untuk fasilitas jasa yang terdapat di sungai pagesangan, fasilitas jasa yang terdapat  antara lain : cuci mobil dan motor, salon, bengkel.

2.2.5.6. fasilitas umum
Fasilitas umum yang terdapat di sekitar sungai pagesangan yaitu : prasarana olah raga, dan taman.

2.2.5.9. fasilitas perumahan
Perumahan merupakan bagian masyarakat sebagai tempat berlindung dari berbagai ancaman. Untuk fasilitas perumahan yang terdapat di sebelah timur sungai pagesangan yaitu : rumah permanent, semi permanent, dan temporer. Ditinjau dari kondisi perumahan yang ada berdasarkan survey lokasi bahwa jumlah rumah menurut dinding di sekitar sungai pagesangan adalah : 8 rumah berdinding tembok, 6 rumah berdinding kayu dan 4 rumah berdinding bamboo.  Rata-rata jumlah anggota keluarga tiap rumah tangga antara 3-4 jiwa.

2.2.5Aspek Utilitis.

a.  Aspek Listrik
Hampir sebagian besar warga di sekitar sungai pagesangan mengunakan listrik dalam menunjang kelancaran di setiap kegiatan penduduk. Listrik yang digunakan di desa senteluk berasal dari PLN, dan ada juga sebagian kecil dri penduduk yang menggunakan lampu minyak sebagai sumber penerangan.

b. Komunikasi dan Infomasi
Sarana ini merupakan yang paling penting guna mempercepat pengetahuan infomasi baik yang berasal dari luar maupun dari dalam. Untuk sarana komunikasi dan informasi hampir seluruh warga di sekitar sungai pagesangan menggunakannya. Fasilitas komunikasi dan informasi ini terdiri dari Hp, televisi, radio.



c. Air Bersih
Saluran air bersih untuk kebutuhan air minum dan keperluan sehari-hari, warga mendapatkan sebagian besar dari sumur gali terutama di perkampungan sekitar sungai.
d.. Pembuangan Sampah
Kebutuhan akan fasilits pembuangan sampah merupakan hal yang harus dipenuhi karena masalah sampah memiliki pengaruh yang besar terhadap citra suatu daerah dan masalah kesehatan, sehingga diperlukan tempat pembungan sampah yang bersifat sementara dan bersifat pembuangan akhir. Warga di sekitar sungai pagesangan pada umumnya menggunakan lubang hasil galian tanah untuk mengumpulkan hasil-hasil sampah rumah tangga dan nantinya akan dibakar atau ditimbun. selain dari pemerintah sudah menyediakan bak sampah untuk nantinya diangkut oleh petugas kebersihan.
Gambar 2 :
Kondisi TPS




2.2.6Pola Penggunaan Lahan
Pola penggunaan lahan di sekitar sungai pagesangan didominasi untuk tanah pelayanan jasa dan kawasan pendidikan.
























BAB III
ANALISA PENGEMBANGAN PRIORITAS
SUNGAI PAGESANGAN


5.1  Arahan Pengembangan

perencanaan tanggul di sungai pagesangan merupakan prioritas utama yang harus segera di rencanakan karena melihat kondisi fisik tanggul yang sudah tidak memungkinkan lagi perlu adanya perbaikan yang cepat agar dampak yang akan timbul dapat segera teratasi.untuk. dimasa mendatang sampai akhir tahun perencanaan diarahkan sebagai berikut :
a.     Pada tahap pertama perencanaan tanggul diarahkan mengikuti jaringan aliran pinggir sungai.

5.2  Rencana Utilitas

5.2.1    Utilitas Air Bersih
Masyarakat yang ada di sekitar sungai pagesangan dalam mendapatkan air bersih sebagian berasal dari sumur gali dan sebagian lagi dari memanfaatkan jaringan PDAM yang telah ada dan melewati huniannya. Pelayanan air bersih diperuntukkan bagi pelayanan rumah tangga dan bangunan umum. Pengembanagan air bersih untuk masyarakat di masa yang akan datang di maksudkan menyediakan air bersih secara kualitas maupun kuantitas, serta kontinuitas dalam pengadaannya.

Sasaran yang ingin dicapai dalam pengembangan air minum adalah :
a.     Peningkatan air bersih untuk rumah tangga dan kegitan sosial ekonomi lainnya.
b.     Pemerataan kesempatan untuk memperoleh air bersih yang terjangkau oleh kemampuan masyarakat.
c.      Meningkatkan kualitas kesehatan penduduk.
Untuk mencapai sasaran dan kebijaksanaan pengembangan air minum, perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :
a.     Menyediakan sarana perpipaan yang dapat menjangkau seluruh penduduk.
b.     Menyediakan sumur/keran umum untuk masyarakat ekonomi lemah.  

5.2.2    Utilitas Sampah
Permasalahan persampahan adalah hal yang cukup pelik di sekitar sungai pagesangan ini, khususnya tempat pembuangan sampah yang berada di dekat sungai apabila sampah sudah penuh di tong sampah atau TPS maka sampah yang sisanya akan jatuh ke sungai sehingga akan mengganggu kelancaran air sungai. , menurut kami posisi tempat TPS dipindahkan ke tempat yang jauh dari sungai tersebut. Pada musim kemarau sekarang, penanganan sampah masih bisa dengan cara dibakar atau di timbun di pekarangan untuk dijadikan pupuk. Pada musim penghujan dengan sampah basah, tentu sulit dibakar dan pada umumnya menimbulkan bau tidak sedap (polusi udara).
Pada masa mendatang pengelolaan sampah diarahkan dan ditanggulangi secara kolektif melalui penyediaan sarana dan prasarana pendukung seperti tong sampah, gerobak sampah dan bak sampah(TPS).


5.2.3    Utilitas Drainase
Perlu penanganan yang lebih mendalam dalam penyediaan sarana prasana system drainase, dalam penanganan system drainase ini tidak bisa hanya spatial   karena permasalahan yang saling terkait antara sungai dengan masyarakat yang ada di sekitarnya. System drainase yang dipakai adalah system saluran terbuka yang disesuaikan dengan pola jaringan jalan yang ada. Dengan memanfaatkan sungai yang ada sebagai saluran primer, guna mendapatkan kemudahan dalam pemeliharaan dan pengawasan.
Secara umum sistem jaringan drainase terdiri atas 3 (tiga) jenis saluran, yaitu :
a.     Saluran primer, adalah tempat pembuangan akhir air buangan, berupa sungai..
b.     Saluran sekunder, adalah saluran drainase yang mengalirkan air hujan ke sungai yang menampung air buangan  dari saluran tersier serta air hujan dari permukaan perkerasan jalan. Saluran ini berada pada sisi kanan dan kiri jalan dengan bentuk saluran terbuka.
c.      Saluran tersier, adalah saluran yang menampung air hujan permukaan dari setiap rumah tangga menuju saluran sekunder.
          
Gambar 4 :
Kondisi saluran pembuangan
5.3  Prioritas Kegiatan

Dilihat dari hasil analisa yang telah kami lakukan terhadap draenase fisik tanggul sungai pagesangan dapat diketahui bahwa terjadi longsor sehingga tanggul yang di bangun sebelumnya sudah rusak. Jika dilihat dari segi fungsional sungai pagesangan sangat berpengaruh terhadap warga sekitar yaitu:
1.                         karena letaknya yang berada di sebelah utara universitas muhammadiah bahkan menjadi batas kampus muhammadiyah, dan apabila tanggul yang rusak tidak segera diatasi maka tanah di universitas muhammadiah akan terkikis habis oleh debit air hujan yang begitu keras.
2.                         karena penduduk yang ada di sekitar sungai muhammadiyah masih ada petani yang menggunakan air sungai untuk mengaliri area persawahannya. Kemudahan dalam mencapai kemajuan masyarakat tidak terlepas dari adanya arahan perencanaan yang telah ditentukan sebelumnnya, karena setiap pembangunan perlu diarahkan dan direncanakan dengan baik agar bisa memenuhi segala aspirasi masyarakat Desa di sekitar sungai pagesangan.

























BAB IV
PERHITUNGAN DRAENASE DI
SUNGAI PAGESANGAN

TABEL 1


VARIASI YT

periode ulang (tahun)
variasi yang berkurang
2
0,3665
5
14,999
10
22,502
25
31,985
50
39,019
100
46,001

TABEL 2
NILAI Yn
n
0
1
2
3
4
5
10
0,4952
0,4996
0,5035
0,5070
0,5100
0,5157
20
0,5225
0,5252
0,5286
0,5283
0,5296
0,5320
30
0,5362
0,5371
0,5380
0,5388
0,5402
0,5402
40
0,5436
0,5422
0,5448
0,5453
0,5458
0,5483
50
0,5485
0,5489
0,5493
0,5497
0,5501
0,5504
60
0,5521
0,5534
0,5527
0,5530
0,5533
0,5535
70
0,5548
0,5552
0,5555
0,5555
0,5557
0,5559
80
0,5569
0,5570
0,5572
0,5574
0,5576
0,5578
90
0,5586
0,5587
0,5589
0,5591
0,5592
0,5593

TABEL 3
NILAI Sn
n
0
1
2
3
4
5
10
0,9496
1,9676
0,9833
0,9971
1,0095
1,0206
20
0,0628
1,0696
1,0696
1,0811
1,0865
1,0915
30
0,1124
1,1159
1,1159
1,1226
1,1255
1,1285
40
0,1413
1,1436
1,1436
1,1480
1,1499
1,1519
50
0,1607
1,1623
1,1623
1,1658
1,1667
1,1681
60
0,1774
1,1759
1,1759
1,1782
1,1793
1,1803
70
0,1859
1,1863
1,1863
1,1881
1,1890
1,1898
80
0,1938
1,1945
1,1945
1,1956
1,1967
1,1973
90
0,2007
1,2013
1,2020
1,2026
1,2032
1,2038


MENENTUKAN DEBIT ALIRAN
Faktor-faktor untuk menentukan debit aliran, yaitu :
1.     intensitas curah hujan, di hitung berdasarkan data-data sebagai berikut:
a.     data curah hujan
merupakan data curah hujan harian maksimum dalam setahun di nyatakan dalam mm/hari. Jumlah data curah hujan paling sedikit dalam jangka waktu 10 tahun.



b.     periode ulang
karaktristik hujan menunjukkan bahwa hujan yang besar tertentu  mempunyuai periode ulang tertentu, periode ulang rencana untuk selokan samping dan ditentukan 5 tahun.
c.      lamanya waktu curah hujan
ditentukan berdasarkan hasil penelidikan, bahwa hujan harian terkonsentrasi selama 4 jam dengan jumlah hujan sebesar 90% dari jumlah hujan selama 24 jam.


d.     rumus menghitung intensitas curah hujan
1.     menentukan analisa distribusi frekuensi menurut rumus sebagai berikut.

XT =   X + Sx    ( Yt - Yn )
            Sn

I =   90% XT 
          4








Keterangan :

XT  = besarnya curah hujan untuk periode ulang  T tahun (mm)/jam

X   = nilai rata-rata aritmatik hujan komulatif.

Sx  = standar deviasi

Yt  = variasi yang merupakan fungsi periode ulang.

Yn = nilai yang tergantung pada n.

  Sn = standar deviasi merupakan fungsi dari n.

 I   = intensitas curah hujan mm/jam


e.      kurva basis
untuk menentukan kurva lamanya intensitas hujan rencana, yang dapat diturunkan dari kurva baris ( lengkung intensitas standar )





f.       waktu konsentrasi ( Tc), di hitung dengan rumus :
Tc = t1 - t2
                              nd 0, 167
t1 = (2/3  × 3,28 × Lo Vs 

t2 =     L
        60 V


Keterangan :
Te = waktu konsentrasi  (menit)

t1   = waktu intlet ( menit)

t2   = waktu aliran (menit)

Lo = jarak dari titik terjauh ke fasilitas draenase (m)

L   = panjang saluran (m) nd

 nd = koefisien hambatan

 S = kemiringan daerah

V = kecepatan air rata-rata di selokan.


HUBUNGAN KONDISI PERMUKAAN
DENGAN KOEFISIEN HAMBATAN
Kondisi lapisan permukaan
nd
1.     lapisan semen dan aspal beton
2.     permukaan licin dan kedap air
3.     permukaan licin dan kokoh
4.     tanah dengan rumput tipis dan gundul dengan permukaan sedikit kasar
5.     padang rumput dengan perumputan
6.     hutan gundul
7.     hutan rimbun dan hutan gundul dengan hamparan rumput jarang sampai rapat
0,013
0,020
0,10
0,20


0,40

0,60
0,80

-
-








HUBUNGAN KONDISI PERMUKAAN TANAH DAN
KOEFISIEN PENGALIRAN (C)

Kondisi permukaan
tanah
Koefisien pengaliran  ( C
1.     jalan beton dan jalan aspal
2.     jalan kerikil dan jalan tanah
3.     bahu jalan :
-         tanah berbutir halus
-         tanah berbutir kasar
-         batuan masif keras
-         batuan masif lunak
4.   persawahan

0.70 - 0.95
0,40 - 0,70

0,60 - 0,75
0,40 - 0,65
0,10 - 0,20
0,70 - 0,85
0,75 - 0,90

Keterangan :
*) =  untuk daerah datar diambil nilai C yang terkecil dan untuk daerah lereng diambil nilai C yang terbesar.
Bila daerah pengaliran terdiri dari beberapa tipe kondisi permukaan yang mempunyai nilai C yang berbeda, harga C rata-rata ditentukan dengan persamaan.


 C = C1. A1 + C2.A2 + C3.A3 +……
         
              A1 + A2 + A3 +…..


Keterangan :
C1 ,C2 ,C3 = koefisien pengaliran yang sesuai dengan kondisi permukaan.
A1 ,A2 ,A3 = luas daerah pengaliran yang diperhitungkan sesuai dengan kondisi permukaan.

g.                 menghitung debit air ( Q) menggunakan rumus yaitu :
Q =       1        .C.I.A
                             3,6
Keterangan :
          Q = debit air ( m³ / detik )
          C = koefisien pengaliran
           I =  intensitas hujan ( mm / jam )
          A = luas daerah pengaliran ( km² )
          V = kecepatan air rata-rata di selokan ( m / detik )
           P = keliling basah
          R = jari-jari hidrolik
          K = koefisien stikler yaitu 45









Perhitungan debit air sungai pagesangan


Diketahui :
          b = 5 m
          m = 1 : 1,50
          h = 6m
          k = 45
          I = 0,0007 yaitu kemiringan dasar

Ditanyakan : Q = …..?
Jawab :

A = ( b + m . h ). h
    = ( 5 + 1,50 × 6 ).6
    = 14 × 6
    = 84


P = b + 2h Vm² + 1
   = 5 + 2 × 6V 1,50² + 1
   = 5 + 12 V  3,25
   = 2 × 5 + 19,5
   = 29,5



          A
R =
          P
   =  84 / 29,5
   =   2,847           2,85


                          2/3     1/2
          V = K × R     × I    
                            2/3            1/2
              = 45 × 2,85       × 0,0007
              = 45 × 2,010 × 0,026
              = 2, 352


Q = A . V
    = 84 × 2,352
    = 197,568 meter/detik